Senin, 10 Desember 2012

Aspek Pemasaran dan Aspek Keuangan



Aspek Pemasaran

Aspek Pasar dan Pemasaran
Dalam aspek ini beberapa hal yang diperhatikan adalah:
- Pasar dan jenis (pasar konsumen, industri, reseller)
- Analisis penawaran dan permintaan produk
- Tren perkembangan permintaan produk

Dalam pemasaran dikenal segmenting, targeting dan positioning:

Segmentasi
Penerapan segmentasi mempunyai syarat measurability, accessability, substantiability dan dibagi berdasarkan:
- Geografis
- Demografis
- Sosiologis
- Psikografis

Targeting
Ukuran dan pertumbuhan segmen, kemenarikan struktur segmen (profitable), dan sasaran dan sumber daya yang dimiliki
Alternarif pasar sasaran:
- undiffirentiated marketing (produk tunggal)
- defferentiated marketing (produk berbeda untuk pasar berbeda)
- concentrated marketing (pembeli tertentu)

Positioning
Melakukan identifikasi keunggulan kompetitif yaitu diferensiasi produk, diferensiasi jasa, diferensiasi personil, diferensiasi citra.

Sumber dari : Disini

Aspek dari Keuangan
Aspek Keuangan
Tujuan  umum  pendirian  sebuah  usaha  adalah  untuk  menghasilkan  benefit  dan  profit. Benefit  dan  profit  tersebut  merupakan  imbalan  atas  sejumlah  dana  yang  diinvestasikan dalam sebuah usaha. Dengan demikian, sebuah usaha akan membutuhkan sejumlah uang sebagai modal yang akan digunakan pada tahap pra operasi, tahap pembangunan dan tahap operasional.
Dana  investasi  pada  tahap  pra  operasi  biasanya  dibutuhkan  untuk  pengurusan  izin-izin usaha, pematangan lahan (land improvement), dan lain-lain.  Pada tahap pembangunan dana investasi diperlukan untuk membiayai bangunan fisik seperti kandang, gudang, jalan, dan fasilitas-fasilitas   lainnya   yang   diperlukan.    Pada   tahap   operasional   sebuah   usaha membutuhkan sejumlah uang untuk membiayai modal kerja seperti untuk membeli pakan, peralatan dan perlengkapan, vitamin, obat-obatan, membayar gaji karyawan/ upah pekerja, bunga modal, dan lain-lain.
Benefit dan profit usaha berasal dari selisih nilai jual produk (susu, telur, ternak, daging, dll) dengan seluruh biaya yang dikeluarkan pada periode waktu tertentu. Tingkat benefit dan profit yang dihasilkan dari usaha sangat tergantung dari kemampuan usaha dalam mengefisienkan biaya usaha. Berdasarkan hal itu, maka pembiayaan usaha harus direncanakan dengan baik dan cermat dalam bentuk rencana anggaran biaya (RAB).
Aspek keuangan dalam studi kelayakan biasanya mempelajari kebutuhan dana untuk aktiva tetap, aktiva lancar, modal kerja, sumber pendanaan, dan sumber penerimaan, analisis biaya dan manfaat, serta arus kas. Biasanya aspek keuangan dalam studi kelayakan didasarkan atas angka proyeksi seperti proyeksi kebutuhan investasi, proyeksi biaya dan manfaat/ keuntungan,  dan  proyeksi  arus  kas.  Semua  proyeksi  tersebut  pada  analisi  lebih  lanjut menjadi dasar bagi penilaian kelayakan sebuah usaha menurut kriteria investasi (NPV, IRR, dan B/C,) dan menilai kemampuan usaha dalam membayar seluruh biaya yang harus ditanggung.  Disamping  itu,  salah  satu  dari  proyeksi  tersebut  dapat  digunakan  untuk mengukur rentang waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan seluruh modal/ investasi yang tanamkan, atau yang lebih dikenal dengan pay back periode (PBP).
Sebagai gambaran (tetapi bukan sesuatu yang absolut), dalam mengkaji aspek keuangan dalam studi kelayakan stidaknya ada lima faktor yang harus dikaji.  Kelima faktor tersebut adalah :
1.    Dana yang diperlukan untuk investasi, baik untuk aktiva tetap maupun modal kerja.
2.    Sumber-sumber  pembelanjaan  yang  akan  dipergunakan.  Seberapa  banyak dana yang berupa modal sendiri  dan  berapa banyak yang  berupa pinjaman  jangka pendek,  dan berapa yang jangka panjang.
3.    Taksiran penghasilan, biaya, dan rugi/laba pada berbagai tingkat operasi. Termasuk di sini estimasi tentang break event proyek tersebut.
4.    Manfaat dan biaya dalam artian finansial, seperti ”rate of retrun on investment”. “net present  value”.  “internal  rate  of  retrun”.  “profitability  index”,dan  “payback  period”. Estimasi terhadap resiko proyek, resiko dalam artian total, atau kalau mungkin yang hanya  sistematis.  Di  sini  di  samping  perlu  ditaksir  rugi/laba  proyek  tersebut,  juga taksiran aliran kas diperlukan untuk menghitung profitabilitas finansial proyek tersebut.
5.    Proyeksi keuangan. Pembuatan neraca yang diproyeksikan dan       proyeksi sumber dan penggunaan dana.

Sumber dari : Disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SelamatDatang., SemogaBerguna...